Suara di Udara
Keringat bercucuran Kulit terbakar hangus
Diatas tanah tandus, hanya kertas dan kardus
Bumi teriak keras, sering kali di peras
Engkau korban keserakahan demi dapatkan emas
Proyek pun bermunculan, hutan pun di gundulkan
Tuk kemajuan si jenius berperan bak tuhan
Sungai sungai menghitam, selimuti bangkai ikan
Warna hijau sudah asing bila kau perhatikan
Tetangga ingin makan Tiada yang bisa di hidangkan
Namun di pesta banyak makanan yang disisakan
Ingin rumah idaman, bank selalu sediakan
Tiada bunga yang berkembang selain bunga pinjaman
Hasilnya, kau hancur karena ketamakanmu
Akhirnya, Alam pun murka meski pun sudah
Takdirnya, dimana anak cucu kita hidup
Nantinya, bila tiada yang tersisa lagi tuk dirinya
Mungkinkah ada kehidupan yang tersisa
Gelap gulita, di angkasa
Jeritan tangis bumi yang sedang tersiksa
Kudengar suara
Di udara
Kudengar suara di udara, bumi menangis karena dia telah di jarah
Sekarang sekarat dan dia mulai berdarah
Dan kita bertanya kenapa ada bencana
Kita harusnya berkaca
Uang buat otak kita menjadi sakit
Hutan dibantai diganti dengan kelapa sawit
Binatang pun lari karena hutannya makin sempit
Si kaya tertawa dan penduduk lokal menjerit
Ah, apakah hatimu sungguh mudah dibeli
Kau rusak bumi kau lakukan deforestasi
Apa yang kan kau bilang pada anakmu nanti
Hutan habis karena kau jual ke korporasi
Bagaimana kita tidur di malam hari
Sementara yang lain tergusur hingga dia mati
Suatu saat nanti tak akan ada petani
Karena lahannya habis diganti dengan gedung tinggi
Mungkinkah ada kehidupan yang tersisa
Gelap gulita, di angkasa
Jeritan tangis bumi yang sedang tersiksa
Kudengar suara
Di udara
Siklus berulang, limbah kau buang
Oksigen berkurang, Ozon berlubang,
Gedung yang menjulang, tak sisakan ruang
Sejauh mata memandang Asap hitam berkepulan,
Siklus berulang, limbah kau buang
Oksigen berkurang, Ozon berlubang,
Gedung yang menjulang, tak sisakan ruang
Sejauh mata memandang Asap hitam berkepulan,
Mungkinkah ada kehidupan yang tersisa
Gelap gulita, di angkasa
Jeritan tangis bumi yang sedang tersiksa
Kudengar suara
Di udara
Mungkinkah ada kehidupan yang tersisa
Gelap gulita, di angkasa
Jeritan tangis bumi yang sedang tersiksa
Kudengar suara
Di udara
Diatas tanah tandus, hanya kertas dan kardus
Bumi teriak keras, sering kali di peras
Engkau korban keserakahan demi dapatkan emas
Proyek pun bermunculan, hutan pun di gundulkan
Tuk kemajuan si jenius berperan bak tuhan
Sungai sungai menghitam, selimuti bangkai ikan
Warna hijau sudah asing bila kau perhatikan
Tetangga ingin makan Tiada yang bisa di hidangkan
Namun di pesta banyak makanan yang disisakan
Ingin rumah idaman, bank selalu sediakan
Tiada bunga yang berkembang selain bunga pinjaman
Hasilnya, kau hancur karena ketamakanmu
Akhirnya, Alam pun murka meski pun sudah
Takdirnya, dimana anak cucu kita hidup
Nantinya, bila tiada yang tersisa lagi tuk dirinya
Mungkinkah ada kehidupan yang tersisa
Gelap gulita, di angkasa
Jeritan tangis bumi yang sedang tersiksa
Kudengar suara
Di udara
Kudengar suara di udara, bumi menangis karena dia telah di jarah
Sekarang sekarat dan dia mulai berdarah
Dan kita bertanya kenapa ada bencana
Kita harusnya berkaca
Uang buat otak kita menjadi sakit
Hutan dibantai diganti dengan kelapa sawit
Binatang pun lari karena hutannya makin sempit
Si kaya tertawa dan penduduk lokal menjerit
Ah, apakah hatimu sungguh mudah dibeli
Kau rusak bumi kau lakukan deforestasi
Apa yang kan kau bilang pada anakmu nanti
Hutan habis karena kau jual ke korporasi
Bagaimana kita tidur di malam hari
Sementara yang lain tergusur hingga dia mati
Suatu saat nanti tak akan ada petani
Karena lahannya habis diganti dengan gedung tinggi
Mungkinkah ada kehidupan yang tersisa
Gelap gulita, di angkasa
Jeritan tangis bumi yang sedang tersiksa
Kudengar suara
Di udara
Siklus berulang, limbah kau buang
Oksigen berkurang, Ozon berlubang,
Gedung yang menjulang, tak sisakan ruang
Sejauh mata memandang Asap hitam berkepulan,
Siklus berulang, limbah kau buang
Oksigen berkurang, Ozon berlubang,
Gedung yang menjulang, tak sisakan ruang
Sejauh mata memandang Asap hitam berkepulan,
Mungkinkah ada kehidupan yang tersisa
Gelap gulita, di angkasa
Jeritan tangis bumi yang sedang tersiksa
Kudengar suara
Di udara
Mungkinkah ada kehidupan yang tersisa
Gelap gulita, di angkasa
Jeritan tangis bumi yang sedang tersiksa
Kudengar suara
Di udara
Credits
Writer(s): Muhammad Bilal, Muhammad Syaifullah
Lyrics powered by www.musixmatch.com
Link
© 2024 All rights reserved. Rockol.com S.r.l. Website image policy
Rockol
- Rockol only uses images and photos made available for promotional purposes (“for press use”) by record companies, artist managements and p.r. agencies.
- Said images are used to exert a right to report and a finality of the criticism, in a degraded mode compliant to copyright laws, and exclusively inclosed in our own informative content.
- Only non-exclusive images addressed to newspaper use and, in general, copyright-free are accepted.
- Live photos are published when licensed by photographers whose copyright is quoted.
- Rockol is available to pay the right holder a fair fee should a published image’s author be unknown at the time of publishing.
Feedback
Please immediately report the presence of images possibly not compliant with the above cases so as to quickly verify an improper use: where confirmed, we would immediately proceed to their removal.