Embun
Ceritakan padaku lagi
Tentang dongeng yang selalu ada
Yang kau bawa agar aku terlelap
Masihlah terngiang di mimpi
Tentang kau yang melawan waktu
Melihat ku menempuh hingga ranum
Seperti takdir yang menentukan
Tercipta agar kita bersua
Meski beradu suara siapa yang paling tajam
Namun akan selalu ku ingat
Yang masih sempat kudengar
Ajarmu tentang manisnya diriku
Yang masih sempat kulihat
Senyuman yang tersirat di matamu
Ceritakan padaku lagi
Tentang dongeng yang selalu ada
Yang kau bawa agar aku terlelap
Masihlah terngiang di mimpi
Tentang kau yang melawan waktu
Melihat ku menempuh hingga ranum
Seperti takdir yang menentukan
Tercipta agar kita bersua
Meski beradu suara siapa yang paling tajam
Namun akan selalu ku ingat
Yang masih sempat kudengar
Ajarmu tentang manisnya diriku
Yang masih sempat kulihat
Senyuman yang tersirat di matamu
Kau dahulu pernah bilang
Aku terpenting
Bagaikan mentari menyinarkan pagi
Secangkir hangat menanti aku kembali
Sebelum semua berhenti
Yang masih sempat kudengar
Ajarmu tentang manisnya diriku
Yang masih sempat kulihat
Senyuman yang tersirat dimatamu
Kau nyalakan lampu pijar
Pada sunyinya kegelapan malam
Akan ku nikmati waktu
Sebelum ku pergi berkemas menjauh
Akan ku nikmati waktu
Sebelum kau pergi berkemas menjauh
Tentang dongeng yang selalu ada
Yang kau bawa agar aku terlelap
Masihlah terngiang di mimpi
Tentang kau yang melawan waktu
Melihat ku menempuh hingga ranum
Seperti takdir yang menentukan
Tercipta agar kita bersua
Meski beradu suara siapa yang paling tajam
Namun akan selalu ku ingat
Yang masih sempat kudengar
Ajarmu tentang manisnya diriku
Yang masih sempat kulihat
Senyuman yang tersirat di matamu
Ceritakan padaku lagi
Tentang dongeng yang selalu ada
Yang kau bawa agar aku terlelap
Masihlah terngiang di mimpi
Tentang kau yang melawan waktu
Melihat ku menempuh hingga ranum
Seperti takdir yang menentukan
Tercipta agar kita bersua
Meski beradu suara siapa yang paling tajam
Namun akan selalu ku ingat
Yang masih sempat kudengar
Ajarmu tentang manisnya diriku
Yang masih sempat kulihat
Senyuman yang tersirat di matamu
Kau dahulu pernah bilang
Aku terpenting
Bagaikan mentari menyinarkan pagi
Secangkir hangat menanti aku kembali
Sebelum semua berhenti
Yang masih sempat kudengar
Ajarmu tentang manisnya diriku
Yang masih sempat kulihat
Senyuman yang tersirat dimatamu
Kau nyalakan lampu pijar
Pada sunyinya kegelapan malam
Akan ku nikmati waktu
Sebelum ku pergi berkemas menjauh
Akan ku nikmati waktu
Sebelum kau pergi berkemas menjauh
Credits
Writer(s): Thirza Ariella
Lyrics powered by www.musixmatch.com
Link
© 2024 All rights reserved. Rockol.com S.r.l. Website image policy
Rockol
- Rockol only uses images and photos made available for promotional purposes (“for press use”) by record companies, artist managements and p.r. agencies.
- Said images are used to exert a right to report and a finality of the criticism, in a degraded mode compliant to copyright laws, and exclusively inclosed in our own informative content.
- Only non-exclusive images addressed to newspaper use and, in general, copyright-free are accepted.
- Live photos are published when licensed by photographers whose copyright is quoted.
- Rockol is available to pay the right holder a fair fee should a published image’s author be unknown at the time of publishing.
Feedback
Please immediately report the presence of images possibly not compliant with the above cases so as to quickly verify an improper use: where confirmed, we would immediately proceed to their removal.