Opia
Mulailah dari kamar mu sendiri
Jawaban yang terus kami yakini
Tak sering memberi sumbangsih pribadi
Tahan suara mu jika tak ada urgensi
Tak lebih dari zirah harga diri
Yang selalu di setiap Langkah digodai
Merasa kalah kala mata melirik
Setiap puji sangat berarti dikala terik
Memang suara kami tak selantang dirimu
Pengecut ringkih dan lambat, bodoh
Tak semegah dirimu
Dirimu...
Bukan masalah tumbuh tinggi berpijak sendiri ditanah sendiri
Terlihat santun hingga kau mengenal kami
Kekacauan pikiran yang tak kau pun mengerti
Tak lebih dari zirah harga diri
Yang selalu disetiap Langkah digodai
Merasa kalah kala mata melirik
Setiap puji sangat berarti dikala terik
Memang suara kami tak selantang dirimu
Pengecut ringkih dan lambat, bodoh
Tak semegah dirimu
Tentu kita ingin tajam seperti mereka
Pengecut ringkih dan lambat, bodoh
Tak semegah dirimu
Dirimu...
Tak lebih dari zirah harga diri
Yang selalu disetiap Langkah digodai
Merasa kalah kala mata melirik
Bagimu puji dari yang berdiri terik
Memang suara kami tak selantang dirimu
Pengecut ringkih dan lambat, bodoh
Tak semegah dirimu
Tentu kita ingin tajam seperti mereka
Pengecut ringkih dan lambat, bodoh
Tak semegah dirimu
Pengecut ringkih dan lambat, bodoh
Tak semegah dirimu
Pengecut ringkih dan lambat, bodoh
Tak semegah dirimu
Jawaban yang terus kami yakini
Tak sering memberi sumbangsih pribadi
Tahan suara mu jika tak ada urgensi
Tak lebih dari zirah harga diri
Yang selalu di setiap Langkah digodai
Merasa kalah kala mata melirik
Setiap puji sangat berarti dikala terik
Memang suara kami tak selantang dirimu
Pengecut ringkih dan lambat, bodoh
Tak semegah dirimu
Dirimu...
Bukan masalah tumbuh tinggi berpijak sendiri ditanah sendiri
Terlihat santun hingga kau mengenal kami
Kekacauan pikiran yang tak kau pun mengerti
Tak lebih dari zirah harga diri
Yang selalu disetiap Langkah digodai
Merasa kalah kala mata melirik
Setiap puji sangat berarti dikala terik
Memang suara kami tak selantang dirimu
Pengecut ringkih dan lambat, bodoh
Tak semegah dirimu
Tentu kita ingin tajam seperti mereka
Pengecut ringkih dan lambat, bodoh
Tak semegah dirimu
Dirimu...
Tak lebih dari zirah harga diri
Yang selalu disetiap Langkah digodai
Merasa kalah kala mata melirik
Bagimu puji dari yang berdiri terik
Memang suara kami tak selantang dirimu
Pengecut ringkih dan lambat, bodoh
Tak semegah dirimu
Tentu kita ingin tajam seperti mereka
Pengecut ringkih dan lambat, bodoh
Tak semegah dirimu
Pengecut ringkih dan lambat, bodoh
Tak semegah dirimu
Pengecut ringkih dan lambat, bodoh
Tak semegah dirimu
Credits
Writer(s): Ryan Abo
Lyrics powered by www.musixmatch.com
Link
© 2024 All rights reserved. Rockol.com S.r.l. Website image policy
Rockol
- Rockol only uses images and photos made available for promotional purposes (“for press use”) by record companies, artist managements and p.r. agencies.
- Said images are used to exert a right to report and a finality of the criticism, in a degraded mode compliant to copyright laws, and exclusively inclosed in our own informative content.
- Only non-exclusive images addressed to newspaper use and, in general, copyright-free are accepted.
- Live photos are published when licensed by photographers whose copyright is quoted.
- Rockol is available to pay the right holder a fair fee should a published image’s author be unknown at the time of publishing.
Feedback
Please immediately report the presence of images possibly not compliant with the above cases so as to quickly verify an improper use: where confirmed, we would immediately proceed to their removal.