Tumpuan Arus
Rumit jalani hidup dengan kompas moral timur
Tulis di atas nisan penuh debu seluk beluk
Peluh 'kan luruh abaikan yang terkubur
Lisannya berpesan agar bangkainya tetap dipeluk
Rangkai tiap asa yang usang usai tadahkan tangan
Muka masam di masa penuh tantangan
Sedih tiba berbagi, gelas saban malam
Pedih dirundung petaka sejelas masa kelam
Berguru sepi di tepi gurun penjagalan
Yang urung diresapi dan dikurung kegagalan
Selepas merapal doa di bawah pohon kelapa
Tebas memori yang tumbuh dalam kepala
Sesal yang kau ingat dan kesal yang kau rakit
Dengan cemas yang mengikat dan rasa takut berjangkit
Sudahi peran dalam perang soal asa
Tak kuasa kau lukis diatas parang yang kau asah
Momentum dalam kehancuran membayar suatu ajal
Dengan menunggu reda peluh yang masih berderai
Berdebar rindu usai maut yang membelat
Debu tersapu tangan sisanya akan memburai
Pada nisan yang terpancang dan nama yang ditulis
Salin tiap ingatan tanpa suara seakan tuli
Dalam cetak biru lambat laun kan bersulih
Terperanjat usai lamun di sela waktu karena muflis
Bertahan tanpa pilihan
Sampai janjinya datang dalam rentang usia yang bergulir
Sebab gusar yang berlebih
Melebar tak disangka bawa masuk hidup yang lebih sempit
Luka yang dilukis lakukan dengan tenang
Tenaga yang tersisih pudar serupa jelaga
Telaga yang mengering laksana rupa berpura
Kurang dari satu jengkal selisih telah berubah
Tulis di atas nisan penuh debu seluk beluk
Peluh 'kan luruh abaikan yang terkubur
Lisannya berpesan agar bangkainya tetap dipeluk
Rangkai tiap asa yang usang usai tadahkan tangan
Muka masam di masa penuh tantangan
Sedih tiba berbagi, gelas saban malam
Pedih dirundung petaka sejelas masa kelam
Berguru sepi di tepi gurun penjagalan
Yang urung diresapi dan dikurung kegagalan
Selepas merapal doa di bawah pohon kelapa
Tebas memori yang tumbuh dalam kepala
Sesal yang kau ingat dan kesal yang kau rakit
Dengan cemas yang mengikat dan rasa takut berjangkit
Sudahi peran dalam perang soal asa
Tak kuasa kau lukis diatas parang yang kau asah
Momentum dalam kehancuran membayar suatu ajal
Dengan menunggu reda peluh yang masih berderai
Berdebar rindu usai maut yang membelat
Debu tersapu tangan sisanya akan memburai
Pada nisan yang terpancang dan nama yang ditulis
Salin tiap ingatan tanpa suara seakan tuli
Dalam cetak biru lambat laun kan bersulih
Terperanjat usai lamun di sela waktu karena muflis
Bertahan tanpa pilihan
Sampai janjinya datang dalam rentang usia yang bergulir
Sebab gusar yang berlebih
Melebar tak disangka bawa masuk hidup yang lebih sempit
Luka yang dilukis lakukan dengan tenang
Tenaga yang tersisih pudar serupa jelaga
Telaga yang mengering laksana rupa berpura
Kurang dari satu jengkal selisih telah berubah
Credits
Writer(s): Fadly Dano
Lyrics powered by www.musixmatch.com
Link
© 2024 All rights reserved. Rockol.com S.r.l. Website image policy
Rockol
- Rockol only uses images and photos made available for promotional purposes (“for press use”) by record companies, artist managements and p.r. agencies.
- Said images are used to exert a right to report and a finality of the criticism, in a degraded mode compliant to copyright laws, and exclusively inclosed in our own informative content.
- Only non-exclusive images addressed to newspaper use and, in general, copyright-free are accepted.
- Live photos are published when licensed by photographers whose copyright is quoted.
- Rockol is available to pay the right holder a fair fee should a published image’s author be unknown at the time of publishing.
Feedback
Please immediately report the presence of images possibly not compliant with the above cases so as to quickly verify an improper use: where confirmed, we would immediately proceed to their removal.