RATAPAN LANTANG
Di atas aspal yang panas
Kubentang sajadah panjang
Sudut ke maha kuasa
Berharap hapuskan lapar
Namun sayang seribu sayang segerombolan seragam datang
Retribusi, pungli
Itu cara mereka makan
Diminta Rp. 2000,-
Kuberi tatapan pilu
Karna yang ada di dalam saku hanya doa ibu
"Orang-orang yang seperti itu tak pantas ditiru!"
Itu yang kau sampaikan pada anak dan cucumu?!
Apa dosa kami, bangsat?
Apa pahalamu pantas buat kau semena mena pandang yang berbeda kasta?
Panggil aku si brengsek: produk yang terpaksa ada
Hasil dari perkawinan sistem dan hukum adat
Kukeruk tanah kotor
Lalu kulempar ke sekitar
Itu kutiru dari penguasa di atas traktor tambang
Karna faktor lapar, kulantang bersuara
Tak bisa kau tuntut
Karna cacing yang bicara
Satu cara agar diam
Cukup buat perut kenyang
Idola yang dulu berang kini tak lagi berkoar
Perjuangan luntur saat hamba diberi uang
'Pesawat Tempur' tak terdengar.
Tak ada yang perlu di'Bongkar'
Mulai rasa bosan? ingin rombak? ingin lompat?
Putar roda, namun koma.
Makna prosa tak beri dampak.
Siapa yang merusak, siapa pula yg terlupakan?
Sementara dia perlu makan.
Jangan abai, dengarkan
(GO!)
Tahta pandang sebelah mata, raja enggan buka mata
Derajat takkan sama rata, banteng tak berteman dengan melata
Fakta palsu yang kau rancang, kubantah lalu ku dianggap lancang
Lahan tandus yang kuinjak - panas. salahkah kuteriak?
Apa pantas kumeratap, atau usaha kurang mantap?
Tanya ke atas "apa pangeran berusaha 'tuk jadi bangsawan?"
Lantas apa yg kudapat jika yg kurapal hanya sebatas
Kata yang tak bisa lawan?
Tapi tenang kutak akan diam
Sumpah mati, tak peduli, walau muka pucat pasi, buat lagi.
Tulang kaki, luka? pasti! masih tunjang, anti putar balik
Lupa hari, urat nadi suka cari tuan wakil yang curangi
Kurang tampil, juara tanding buat janji, lupa aksi?
Bukan main!
Padam, redup mata hati.
Setan yang ambil kendali!
Ayat, hadist, nabi dan rabbi, aplikasi tak beri hasil
Oleh oknum berTuhan gaji, oleh bangsat penjual panji
Hal yang suci jadi alat penambah pundi
Barang unggul, barang rusak - semua kumpul jadi budak
Barang unggul tutup mata mata, barang rusak tegak bangga
Kau yang unggul, jadi dupa
Kau yang rusak, jadi asap
Ini semua standar siapa?
Oh Tuhan, tunjukkan arah
Please...
Kubentang sajadah panjang
Sudut ke maha kuasa
Berharap hapuskan lapar
Namun sayang seribu sayang segerombolan seragam datang
Retribusi, pungli
Itu cara mereka makan
Diminta Rp. 2000,-
Kuberi tatapan pilu
Karna yang ada di dalam saku hanya doa ibu
"Orang-orang yang seperti itu tak pantas ditiru!"
Itu yang kau sampaikan pada anak dan cucumu?!
Apa dosa kami, bangsat?
Apa pahalamu pantas buat kau semena mena pandang yang berbeda kasta?
Panggil aku si brengsek: produk yang terpaksa ada
Hasil dari perkawinan sistem dan hukum adat
Kukeruk tanah kotor
Lalu kulempar ke sekitar
Itu kutiru dari penguasa di atas traktor tambang
Karna faktor lapar, kulantang bersuara
Tak bisa kau tuntut
Karna cacing yang bicara
Satu cara agar diam
Cukup buat perut kenyang
Idola yang dulu berang kini tak lagi berkoar
Perjuangan luntur saat hamba diberi uang
'Pesawat Tempur' tak terdengar.
Tak ada yang perlu di'Bongkar'
Mulai rasa bosan? ingin rombak? ingin lompat?
Putar roda, namun koma.
Makna prosa tak beri dampak.
Siapa yang merusak, siapa pula yg terlupakan?
Sementara dia perlu makan.
Jangan abai, dengarkan
(GO!)
Tahta pandang sebelah mata, raja enggan buka mata
Derajat takkan sama rata, banteng tak berteman dengan melata
Fakta palsu yang kau rancang, kubantah lalu ku dianggap lancang
Lahan tandus yang kuinjak - panas. salahkah kuteriak?
Apa pantas kumeratap, atau usaha kurang mantap?
Tanya ke atas "apa pangeran berusaha 'tuk jadi bangsawan?"
Lantas apa yg kudapat jika yg kurapal hanya sebatas
Kata yang tak bisa lawan?
Tapi tenang kutak akan diam
Sumpah mati, tak peduli, walau muka pucat pasi, buat lagi.
Tulang kaki, luka? pasti! masih tunjang, anti putar balik
Lupa hari, urat nadi suka cari tuan wakil yang curangi
Kurang tampil, juara tanding buat janji, lupa aksi?
Bukan main!
Padam, redup mata hati.
Setan yang ambil kendali!
Ayat, hadist, nabi dan rabbi, aplikasi tak beri hasil
Oleh oknum berTuhan gaji, oleh bangsat penjual panji
Hal yang suci jadi alat penambah pundi
Barang unggul, barang rusak - semua kumpul jadi budak
Barang unggul tutup mata mata, barang rusak tegak bangga
Kau yang unggul, jadi dupa
Kau yang rusak, jadi asap
Ini semua standar siapa?
Oh Tuhan, tunjukkan arah
Please...
Credits
Lyrics powered by www.musixmatch.com
Link
© 2024 All rights reserved. Rockol.com S.r.l. Website image policy
Rockol
- Rockol only uses images and photos made available for promotional purposes (“for press use”) by record companies, artist managements and p.r. agencies.
- Said images are used to exert a right to report and a finality of the criticism, in a degraded mode compliant to copyright laws, and exclusively inclosed in our own informative content.
- Only non-exclusive images addressed to newspaper use and, in general, copyright-free are accepted.
- Live photos are published when licensed by photographers whose copyright is quoted.
- Rockol is available to pay the right holder a fair fee should a published image’s author be unknown at the time of publishing.
Feedback
Please immediately report the presence of images possibly not compliant with the above cases so as to quickly verify an improper use: where confirmed, we would immediately proceed to their removal.