Lagu Dua

Jakarta sudah habis
Musim kemarau api
Musim penghujan banjir

Jakarta tidak bersahabat
Api dan airnya bencana
Entah karena kebodohan, kecerobohan
Atau keserakahan

Jakarta sudah habis
Di atasnya berdiri bangunan-bangunan industri
Di sekitar bangunan-bangunan itu
Bangunin-bangunin memproduksi belatung

Jakarta sudah habis
Warna tanahnya merah kecokelat-cokelatan
Mirip dengan darah
Mirip dengan api
Mirip dengan air mata

Tanah Jakarta sedang gelisah
Jangan lagi dibuat marah
Tanah Jakarta sedang gelisah
Jangan lagi dibuat marah

Jakarta sudah habis
Di jalan-jalan marah (di jalan)
Di jalan marah-marah
Di rumah-rumah marah (di rumah)
Di rumah marah-marah
Apa enaknya?

Jakarta sudah habis
Empat puluh persen rakyatnya
Beli air dari PAM
Sisanya gali sendiri

Persoalannya gali pakai apa?
Tentu saja gali pakai duit
Duitnya terbuat dari air mata asli

Jakarta sudah habis

Sebentar lagi kita akan menjual
Air mata kita sendiri
Karena air mata kita
Adalah air kehidupan

Jakarta sudah habis
Tetapi Indonesia bukan hanya Jakarta

Jakarta
Jakarta

Cuma enak buat cari duit
Nah, kalau duit sudah punya
Hijrah saja
Hijrah saja
Hijrah saja
Hijrah saja

Tanah Jakarta sedang gelisah
Jangan lagi dibuat marah
Tanah Jakarta sedang gelisah
Jangan lagi dibuat marah

Jakarta
Jakarta
Jakarta
Hijrah saja

Jakarta sudah habis
Musim kemarau api
Musim penghujan banjir

Jakarta tidak bersahabat
Api dan airnya bencana
Entah karena kebodohan, kecerobohan
Atau keserakahan

Jakarta sudah habis
Jakarta sudah habis
Musim penghujan banjir

Jakarta tidak bersahabat
Api dan airnya bencana
Entah karena kebodohan, kecerobohan
Atau keserakahan

Jakarta sudah habis
Jakarta sudah habis



Credits
Lyrics powered by www.musixmatch.com

Link