Levitasi
Demi jalan-jalan yang sunyi
Yang dipaksa aku berseorang
Di bingit malam aku berani
Manusia terlalu perlu berkelompok
Kalau bersendiri serasa mati
Tetap aku tak sudi beramai
Aku berani
Aku berani
Levitasi...
Lima belas ribu tiga ratus dua puluh empat saat
Aku hitung akhir detik kita dekat-dekat
Masih aromamu kuat sitrus yang melekat
Akal berselirat urat ke belikat sarat
Ku tak pasti apa terjadi
Sumpah ku tak pernah begini
Tolong khabarkan, cara lekaskan
Cepatkan, pantaskan masa berjalan
Kau sesunggunya ketagihan
Biar satu dunia terbutakan matanya, pandangannya
Biarkan, mungkin pada mereka kau tak terlihatkan
Jasadnya, biarkan
Perlu apa dihebahkan
Bukannya pertandingan
Yang terpasti, kau di sisi
Yang ku rasa
Levitasi
Hadirmu membawa misteri
Ku terpisah dari bumi
Terapung di awan-awangan
Bersama kita keasyikan
Rasakan levitasi
Sunyi, lari, dengan hingarnya cinta yang kau bawa, sini
Meski ku sendirian menongkah, seorangan menadah
Ku tak lagi terkejut, terhinjut, diserabut berserah pada ribut
Cukup kita tahu apa yang kita tahu
Cukup dengan cukup apalah orang tahu
Terapung, tergantung ke langit hujung berdua ke tua cinta diusung
Dunia bagai membubuh matanya di depan aku
Mencari cela, silap, hina dan gelap aku
Seakan menyuruhku berhenti bergemuruh
Bila beransur guruh berlabuh di langit tujuh
Perlu apa dihebahkan
Bukannya pertandingan
Yang terpasti
Kau disisi
Yang ku rasa
Levitasi...
Hadirmu membawa misteri
Ku terpisah dari bumi
Terapung di awan-awangan
Bersama kita keasyikan
Rasakan levitasi
Entahlah tentang manusia
Mungkin pada riuh datang kekebalan
Mungkin pada bising muncul kekuatan
Maka riuhlah, maka bisinglah aku tak hairan
Angin kencang aku tak takut
Dengar aku jerit pada langit, gunung, rimba dan laut
Aku berani
Aku berani
Kotakan nawaitu, Katakan nan hakiki
Madunya masih ditagihi, Dari tabir balaclava ku dihakimi
Masih digembala rejim yang menzalimi, Ay,
nyala pelita hindari kegelapan, Nantikan cahaya nur bergermelapan
Di petala lapan lemas berdakapan, Nantikan keberangkatan
Dalam perjalanan
Dengar lagu rindu
Senandung lama yang memilu
Dihargai satu dibencinya seribu
Restukan ekstradisi ke halaman nibiru
Sakti dan magika mainan seketika
Di persada kalachakra jangan leka
Demi kebebasan, esok yang merdeka
Hati terbang mencari Yang Esa
Levitasi...
Hadirmu membawa misteri
Ku terpisah dari bumi, Terapung di awan-awangan
Bersama kita keasyikan, Rasakan levitasi
Yang dipaksa aku berseorang
Di bingit malam aku berani
Manusia terlalu perlu berkelompok
Kalau bersendiri serasa mati
Tetap aku tak sudi beramai
Aku berani
Aku berani
Levitasi...
Lima belas ribu tiga ratus dua puluh empat saat
Aku hitung akhir detik kita dekat-dekat
Masih aromamu kuat sitrus yang melekat
Akal berselirat urat ke belikat sarat
Ku tak pasti apa terjadi
Sumpah ku tak pernah begini
Tolong khabarkan, cara lekaskan
Cepatkan, pantaskan masa berjalan
Kau sesunggunya ketagihan
Biar satu dunia terbutakan matanya, pandangannya
Biarkan, mungkin pada mereka kau tak terlihatkan
Jasadnya, biarkan
Perlu apa dihebahkan
Bukannya pertandingan
Yang terpasti, kau di sisi
Yang ku rasa
Levitasi
Hadirmu membawa misteri
Ku terpisah dari bumi
Terapung di awan-awangan
Bersama kita keasyikan
Rasakan levitasi
Sunyi, lari, dengan hingarnya cinta yang kau bawa, sini
Meski ku sendirian menongkah, seorangan menadah
Ku tak lagi terkejut, terhinjut, diserabut berserah pada ribut
Cukup kita tahu apa yang kita tahu
Cukup dengan cukup apalah orang tahu
Terapung, tergantung ke langit hujung berdua ke tua cinta diusung
Dunia bagai membubuh matanya di depan aku
Mencari cela, silap, hina dan gelap aku
Seakan menyuruhku berhenti bergemuruh
Bila beransur guruh berlabuh di langit tujuh
Perlu apa dihebahkan
Bukannya pertandingan
Yang terpasti
Kau disisi
Yang ku rasa
Levitasi...
Hadirmu membawa misteri
Ku terpisah dari bumi
Terapung di awan-awangan
Bersama kita keasyikan
Rasakan levitasi
Entahlah tentang manusia
Mungkin pada riuh datang kekebalan
Mungkin pada bising muncul kekuatan
Maka riuhlah, maka bisinglah aku tak hairan
Angin kencang aku tak takut
Dengar aku jerit pada langit, gunung, rimba dan laut
Aku berani
Aku berani
Kotakan nawaitu, Katakan nan hakiki
Madunya masih ditagihi, Dari tabir balaclava ku dihakimi
Masih digembala rejim yang menzalimi, Ay,
nyala pelita hindari kegelapan, Nantikan cahaya nur bergermelapan
Di petala lapan lemas berdakapan, Nantikan keberangkatan
Dalam perjalanan
Dengar lagu rindu
Senandung lama yang memilu
Dihargai satu dibencinya seribu
Restukan ekstradisi ke halaman nibiru
Sakti dan magika mainan seketika
Di persada kalachakra jangan leka
Demi kebebasan, esok yang merdeka
Hati terbang mencari Yang Esa
Levitasi...
Hadirmu membawa misteri
Ku terpisah dari bumi, Terapung di awan-awangan
Bersama kita keasyikan, Rasakan levitasi
Credits
Writer(s): Malique, Tripdisz, Fynn Jamal
Lyrics powered by www.musixmatch.com
Link
© 2024 All rights reserved. Rockol.com S.r.l. Website image policy
Rockol
- Rockol only uses images and photos made available for promotional purposes (“for press use”) by record companies, artist managements and p.r. agencies.
- Said images are used to exert a right to report and a finality of the criticism, in a degraded mode compliant to copyright laws, and exclusively inclosed in our own informative content.
- Only non-exclusive images addressed to newspaper use and, in general, copyright-free are accepted.
- Live photos are published when licensed by photographers whose copyright is quoted.
- Rockol is available to pay the right holder a fair fee should a published image’s author be unknown at the time of publishing.
Feedback
Please immediately report the presence of images possibly not compliant with the above cases so as to quickly verify an improper use: where confirmed, we would immediately proceed to their removal.