Embun
Menitis membasahi
Di dalam hening waktu, rintikmu
Sedingin hamparan salju
Kaulah tersendiri
Datangmu menyegarkan
Setiap ruang
Yang lama kelayuan
Biarpun hanya sementara
Singgahmu mencurahkan satu makna
Pada setiap
Akal dan jiwa yang tahu merasa
Embun, hadirmu persisnya kekasih (kekasih)
Menyirami jiwa yang dahaga
Meninggalkan sejuta rasa
Di kala impian semakin layu tak menentu
Bumi ragaku yang kemarau
Titisan cinta
Mekar adanya
Di rimbun asmara
Murni kasihmu yang bertakhta
Untuk selamanya
Untuk selamanya
Kaulah tersendiri
Datangmu menyegarkan
Setiap ruang
Yang lama kelayuan
Biarpun hanya sementara (sementara)
Singgahmu mencurahkan satu makna
Pada setiap
Akal dan jiwa yang tahu merasa
Embun, hadirmu persisnya kekasih (kekasih)
Menyirami jiwa yang dahaga
Meninggalkan sejuta rasa
Di kala impian semakin layu tak menentu
Bumi ragaku yang kemarau
Titisan cinta
Mekar adanya
Di rimbun asmara
Murni kasihmu yang bertakhta
Untuk selamanya
Untuk selamanya
Embun, hadirmu persisnya kekasih (kekasih)
Menyirami jiwa yang dahaga
Meninggalkan sejuta rasa (pa-da-da-dem-pam)
Di kala impian
Embun, hadirmu persisnya kekasih (kekasih)
Menyirami jiwa yang dahaga
Meninggalkan sejuta rasa (pa-da-da-dem-pam)
Di kala impian
Embun, hadirmu persisnya kekasih (kekasih)
Menyirami jiwa yang dahaga
Meninggalkan sejuta rasa (pa-da-da-dem-pam)
Di kala impian
Embun, hadirmu persisnya kekasih (kekasih)
Menyirami jiwa yang dahaga
Meninggalkan sejuta rasa (pa-da-da-dem-pam)
Di kala impian
Di dalam hening waktu, rintikmu
Sedingin hamparan salju
Kaulah tersendiri
Datangmu menyegarkan
Setiap ruang
Yang lama kelayuan
Biarpun hanya sementara
Singgahmu mencurahkan satu makna
Pada setiap
Akal dan jiwa yang tahu merasa
Embun, hadirmu persisnya kekasih (kekasih)
Menyirami jiwa yang dahaga
Meninggalkan sejuta rasa
Di kala impian semakin layu tak menentu
Bumi ragaku yang kemarau
Titisan cinta
Mekar adanya
Di rimbun asmara
Murni kasihmu yang bertakhta
Untuk selamanya
Untuk selamanya
Kaulah tersendiri
Datangmu menyegarkan
Setiap ruang
Yang lama kelayuan
Biarpun hanya sementara (sementara)
Singgahmu mencurahkan satu makna
Pada setiap
Akal dan jiwa yang tahu merasa
Embun, hadirmu persisnya kekasih (kekasih)
Menyirami jiwa yang dahaga
Meninggalkan sejuta rasa
Di kala impian semakin layu tak menentu
Bumi ragaku yang kemarau
Titisan cinta
Mekar adanya
Di rimbun asmara
Murni kasihmu yang bertakhta
Untuk selamanya
Untuk selamanya
Embun, hadirmu persisnya kekasih (kekasih)
Menyirami jiwa yang dahaga
Meninggalkan sejuta rasa (pa-da-da-dem-pam)
Di kala impian
Embun, hadirmu persisnya kekasih (kekasih)
Menyirami jiwa yang dahaga
Meninggalkan sejuta rasa (pa-da-da-dem-pam)
Di kala impian
Embun, hadirmu persisnya kekasih (kekasih)
Menyirami jiwa yang dahaga
Meninggalkan sejuta rasa (pa-da-da-dem-pam)
Di kala impian
Embun, hadirmu persisnya kekasih (kekasih)
Menyirami jiwa yang dahaga
Meninggalkan sejuta rasa (pa-da-da-dem-pam)
Di kala impian
Credits
Writer(s): Adnan Bin Abu Hassan, Amran Omar
Lyrics powered by www.musixmatch.com
Link
© 2024 All rights reserved. Rockol.com S.r.l. Website image policy
Rockol
- Rockol only uses images and photos made available for promotional purposes (“for press use”) by record companies, artist managements and p.r. agencies.
- Said images are used to exert a right to report and a finality of the criticism, in a degraded mode compliant to copyright laws, and exclusively inclosed in our own informative content.
- Only non-exclusive images addressed to newspaper use and, in general, copyright-free are accepted.
- Live photos are published when licensed by photographers whose copyright is quoted.
- Rockol is available to pay the right holder a fair fee should a published image’s author be unknown at the time of publishing.
Feedback
Please immediately report the presence of images possibly not compliant with the above cases so as to quickly verify an improper use: where confirmed, we would immediately proceed to their removal.