Hidup Hanya Sekali
Yeah
Oh-oh, oh-oh, oh-oh-oh
Ku menatapi wara masa
Sampai ku terleka
Mozek batu jadi lebur
Bila dihiris sembilu
Hidup ini, hidup hanya satu kali
Jangan sampai hidup dibelai dunia, ho-oh
Janganlah tertumpas
Ini tanah kita, kita siram bersama (Ini tanah kita, kita siram bersama)
Mengapa puisi sukar dibaca? (Mengapa puisi sukar dibaca?)
Kusemaikan kasih, pulangnya tuba, ho-oh-oh (Kusemaikan kasih, pulangnya tuba)
Tinggal berdetakkan harta pusaka
Hey! hey!
Hoi! yeah!
Kuterima apa saja
Walau semesta terima
Tinggi terbit pohon jati
Tinggi lagi harga diri
Hidup ini, hidup hanya satu kali
Jangan sampai hidup dibelai dunia, ho-oh
Janganlah tertumpas
Ini tanah kita, kita siram bersama (Ini tanah kita, kita siram bersama)
Mengapa puisi sukar dibaca? (Mengapa puisi sukar dibaca?)
Kusemaikan kasih, pulangnya tuba, ho-oh-oh (Kusemaikan kasih, pulangnya tuba)
Tinggal berdetakkan harta pusaka
Tak mungkin kulupakan (meniti)
Ini tanah kita, kita siram bersama (Ini tanah kita, kita siram bersama)
Mengapa puisi sukar dibaca? (Mengapa puisi sukar dibaca?)
Kusemaikan kasih, pulangnya tuba (Kusemaikan kasih, pulangnya tuba)
Tinggal berdetakkan harta pusaka
Oh-oh, oh-oh, oh-oh-oh
Ku menatapi wara masa
Sampai ku terleka
Mozek batu jadi lebur
Bila dihiris sembilu
Hidup ini, hidup hanya satu kali
Jangan sampai hidup dibelai dunia, ho-oh
Janganlah tertumpas
Ini tanah kita, kita siram bersama (Ini tanah kita, kita siram bersama)
Mengapa puisi sukar dibaca? (Mengapa puisi sukar dibaca?)
Kusemaikan kasih, pulangnya tuba, ho-oh-oh (Kusemaikan kasih, pulangnya tuba)
Tinggal berdetakkan harta pusaka
Hey! hey!
Hoi! yeah!
Kuterima apa saja
Walau semesta terima
Tinggi terbit pohon jati
Tinggi lagi harga diri
Hidup ini, hidup hanya satu kali
Jangan sampai hidup dibelai dunia, ho-oh
Janganlah tertumpas
Ini tanah kita, kita siram bersama (Ini tanah kita, kita siram bersama)
Mengapa puisi sukar dibaca? (Mengapa puisi sukar dibaca?)
Kusemaikan kasih, pulangnya tuba, ho-oh-oh (Kusemaikan kasih, pulangnya tuba)
Tinggal berdetakkan harta pusaka
Tak mungkin kulupakan (meniti)
Ini tanah kita, kita siram bersama (Ini tanah kita, kita siram bersama)
Mengapa puisi sukar dibaca? (Mengapa puisi sukar dibaca?)
Kusemaikan kasih, pulangnya tuba (Kusemaikan kasih, pulangnya tuba)
Tinggal berdetakkan harta pusaka
Credits
Writer(s): Nizam Ashar
Lyrics powered by www.musixmatch.com
Link
© 2024 All rights reserved. Rockol.com S.r.l. Website image policy
Rockol
- Rockol only uses images and photos made available for promotional purposes (“for press use”) by record companies, artist managements and p.r. agencies.
- Said images are used to exert a right to report and a finality of the criticism, in a degraded mode compliant to copyright laws, and exclusively inclosed in our own informative content.
- Only non-exclusive images addressed to newspaper use and, in general, copyright-free are accepted.
- Live photos are published when licensed by photographers whose copyright is quoted.
- Rockol is available to pay the right holder a fair fee should a published image’s author be unknown at the time of publishing.
Feedback
Please immediately report the presence of images possibly not compliant with the above cases so as to quickly verify an improper use: where confirmed, we would immediately proceed to their removal.