Opera Tukang Becak

Ia melangkah terhuyung
Menyeret tubuh yang kurus

Mencari sudut terlindung teduh
Dari terik mentari
Menatap jalan lengang di depan
Yang terhadang harapan

Kakinya mengayuh angin
Lalu di kebiasaan

Terlalu bodoh untuk mengerti
S'gala macam aturan
Yang dia tahu dan dirasakan
Hilang pencaharian

Tertidurlah dan bermimpi
Mengayuh becak ke teluk Jakarta
Berhentilah sampai di sana
Peluit berdesing di telinga
Wo-wo-wo-wo

La-la-la-la, la-la-la, ia pun melompat
La-la-la-la, la-la-la, ia pun menyingkir
La-la-la-la, la-la-la, ia bersembunyi

Ia teringat sesuatu
Sepetak sawah di kampung

Memberi nafas dan ketentraman
Kenapa ditinggalkan?
Ia tersadar dan ingin pulang
Malu pun ditepiskan

Sanak famili menyambut
Tangan terbuka, si anak hilang
Berkubang bersama di sawah
Terasa maknanya dilahirkan
Wo-wo-wo-wo

La-la-la-la, la-la-la, ia pun tersenyum
La-la-la-la, la-la-la, ia pun bernyanyi
La-la-la-la, la-la-la, digenggam hari ini
La-la-la-la, la-la-la, ho-ho-ho-ho-ho

La-la-la-la, la-la...



Credits
Writer(s): Ebiet G. Ade
Lyrics powered by www.musixmatch.com

Link